Detail Berita

Kanker leher Rahim ( Kanker Serviks ) merupakan  kanker tebanyak yang ditemukan oleh Yayasan Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO 490.000 perempuan di dunia setiap bulannyanya didiagnosa terkena kanker serviks dan 80 ?rada di Negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan karena kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan  setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal karena kanker serviks. Artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya. Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat). Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah , padahal cakupan “screening” yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85 %.

Upaya pencegahan kanker payudara dan kanker leher rahim antara lain :

  1. Pola Hidup Sehat dengan CERDIK C = Cek kesehatan secara teratur E = Enyahkan asap rokok R = Rajin aktifitas fisik D = Diet sehat dengan kalori seimbang I = Istirahat cukup K = Kelola stress
  2. Cegah kanker dengan melakukan deteksi dini:
    Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ataupun Pap Smear. Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh petugas kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.

Di mana bisa dapatkan bantuan? Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang telah mempunyai tenaga kesehatan terlatih seperti Puskesmas Traji Dilaksanakan secara rutin oleh petugas kesehatan terlatih (dokter dan bidan) setiap hari Rabu dan atau program jemput bola ke desa desa

Inspeksi Visual   Asam Asetat ( IVA ) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 ?n spesifitas sekitar 64-98 %. Sedangkan nilai prediksi positif dan nilai prediksi negative masing-masing antara 10-20 ?N 92-97 %. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat serta dapat dilaksanakan selain dokter ginekologi. Tujuan pemeriksaan IVA adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim.

Puskesmas Traji membuka pelayanan penyuluhan dan pemeriksaan IVA di Puskesmas Traji setiap hari Rabu pukul 8.00 sampai dengan 12.00. Selain itu Puskesmas Traji juga melakukan kegiatan ini di desa desa, salah satunya di Desa Mandisari pada hari Rabu, 11 Desember 2024 oleh bidan terampil.